Spektrofotometri
adalah suatu studi mengenai interaksi antara energi cahaya dan materi.
Warna-warna yang tampak dan fakta yang dapat dilihat adalah akibat-akibat
adsorpsi energi oleh senyawa organik dan anorganik. Teknik-teknik spektroskopi
dapat digunakan untuk menentukan struktur senyawa yang tidak diketahui dan
untuk mempelajari karakteristik ikatan dari senyawa yang diketahui ( Fessenden
dan Fessenden, 1992).
Analisis
spektrofotometri digunakan suatu sumber reaksi yang menjorok kedalam daerah
ultraviolet spektrum itu. Dari spektrum ini dipilih panjang gelombang tertentu
dengan lebar pita kurang dari 1 nm instrumen yang digunakan adalah
spektrofotometer yang terdiri dari dua instrumen dalam satu kotak dan sebuah
fotometer (Basset, dkk., 1994).
Spektrofotometri
elektronik dapat secara umum membedakan deret terkonjugasi dan tidak
terkonjugasi. Deret konjugasi dapat mempengaruhi tegangan didalam suatu molekul
spektrofotometri elektronik dapat digunakan untuk mempengaruhi tegangan dengan
menghubungi perubahan dalam spektro dengan absorpsi suatu ikatan (Sudjadi,
1985).
Panjang Gelombang Cahaya
Pengukuran
yang dilakukan pada spektrofotometri adalah pengukuran panjang gelombang suatu
sampel yang dianalisa, dimana bila suatu zat disinari dengan radiasi
elektromagnetik, zat ini akan menyerap gelombang tertentu dari radiasi dan
membiarkan panjang gelombang yang lewat pada panjang gelombang yang diserap
suatu zt disebut spektrum adsorpsi (Keenan, dkk., 1990).
Adsorpsi
energi disimpan sebagai adsorben. Adsorpsi pada saat panjang gelombang tertentu
didefinisikan sebagai (Fessenden dan Fessenden, 1992):
A = .....(1)
Dimana:
A = adsorben
Io = Intensitas cahaya
I = Intensitas berkas cahaya
Banyaknya molekul yang tertransisi dapat menambah
adsorbansi suatu senyawa pada suatu panjang gelombang tertentu. Adsorben
tergantung pada struktur elektrolit senyawa yang bersangkutan. Selain itu,
kepekatan suatu senyawa juga dapat mempengaruhi adsorbansinya. Oleh karena itu,
ilmuwan kimia menyatakan adsorbsi energi itu sebagai adsorptivitas molar
(koefisien molar) dan bukan sebagai adsorben sebenarnya. Sedangkan spektra uv
diatur ulang untuk menunjukkan log E dan bukan A sebagai ordinat. Nilai log E
terutama berfungsi bila harga E sangat besar (Fessenden dan Fessenden, 1992):
E = .....(2)
Dimana:
E = adsorvitas molar
A = adsorben
C = konsentrasi
L = panjang sel (cm)
Manusia melihat dengan normal pada
daerah tempat spektrum dengan mengkorelasikan panjang gelombang cahaya yang
dapat terlihat oleh mata dengan mengetahui warna. Kadang-kadang digunakan agar
tidak dapat menandai pori-pori spektrum tertentu. Adsorpsi
Adsorpsi
adalah penyerapan suatu zat sehingga masuk kedalam pori-pori suatu zat lain.
Adsorpsi dapat terjadi antara zat padat dan zat cair, zat padat dan gas, zat
cair dan cair, serta zat cair dan gas. Adsorpsi ini disebabkan oleh gaya tarik
molekul-molekul dipermukaan adsorben (Sukardjo, 1990).
Adsorpsi
diklasifikasikan menjadi dua jenis yaitu adsorpsi fisik dan adsorpsi kimia.
Adsorpsi fisik terjadi dimana adanya ikatan Van Der Waals dan merupak kejadian
yang baik ke keadaan awal. Adsorpsi kimia terjadinya reaksi kimia antara
padatan dan larutan adsorbat, reaksi yang terjadi tidak dapat balik (Setyowati,
1998).
Panjang gelombang yang sedikit lebih pendek dari panjang gelombang cahaya
tampak jauh dalam daerah ultraviolet, sedangkan yang sedikit lebih panjang
termasuk dalam inframerah. Berikut adalah spektrum elektromagnetik ( Day dan
Underwood, 2002).
Spektrum elektromagnetik ( Day dan Underwood,
2002)
Sinar kosmik dan gamma
|
Sinar X
|
Ultraviolet
|
Sinar tampak
|
Inframerah
|
Gelombang makro dan radio
|
20 cm
|
10-6
|
10-5
|
10-4
|
10-3,10-2,10-1
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar