Senin, 04 Juni 2012

SPEKTOFOTOMETRI



Spektrofotometri adalah suatu studi mengenai interaksi antara energi cahaya dan materi. Warna-warna yang tampak dan fakta yang dapat dilihat adalah akibat-akibat adsorpsi energi oleh senyawa organik dan anorganik. Teknik-teknik spektroskopi dapat digunakan untuk menentukan struktur senyawa yang tidak diketahui dan untuk mempelajari karakteristik ikatan dari senyawa yang diketahui ( Fessenden dan Fessenden, 1992).

Analisis spektrofotometri digunakan suatu sumber reaksi yang menjorok kedalam daerah ultraviolet spektrum itu. Dari spektrum ini dipilih panjang gelombang tertentu dengan lebar pita kurang dari 1 nm instrumen yang digunakan adalah spektrofotometer yang terdiri dari dua instrumen dalam satu kotak dan sebuah fotometer (Basset, dkk., 1994).

Spektrofotometri elektronik dapat secara umum membedakan deret terkonjugasi dan tidak terkonjugasi. Deret konjugasi dapat mempengaruhi tegangan didalam suatu molekul spektrofotometri elektronik dapat digunakan untuk mempengaruhi tegangan dengan menghubungi perubahan dalam spektro dengan absorpsi suatu ikatan (Sudjadi, 1985).

 Panjang Gelombang Cahaya

Pengukuran yang dilakukan pada spektrofotometri adalah pengukuran panjang gelombang suatu sampel yang dianalisa, dimana bila suatu zat disinari dengan radiasi elektromagnetik, zat ini akan menyerap gelombang tertentu dari radiasi dan membiarkan panjang gelombang yang lewat pada panjang gelombang yang diserap suatu zt disebut spektrum adsorpsi (Keenan, dkk., 1990).

Adsorpsi energi disimpan sebagai adsorben. Adsorpsi pada saat panjang gelombang tertentu didefinisikan sebagai (Fessenden dan Fessenden, 1992):
A =  .....(1)
Dimana:
A = adsorben
Io = Intensitas cahaya
I = Intensitas berkas cahaya

Banyaknya molekul yang tertransisi dapat menambah adsorbansi suatu senyawa pada suatu panjang gelombang tertentu. Adsorben tergantung pada struktur elektrolit senyawa yang bersangkutan. Selain itu, kepekatan suatu senyawa juga dapat mempengaruhi adsorbansinya. Oleh karena itu, ilmuwan kimia menyatakan adsorbsi energi itu sebagai adsorptivitas molar (koefisien molar) dan bukan sebagai adsorben sebenarnya. Sedangkan spektra uv diatur ulang untuk menunjukkan log E dan bukan A sebagai ordinat. Nilai log E terutama berfungsi bila harga E sangat besar (Fessenden dan Fessenden, 1992):
E =  .....(2)
Dimana:
E = adsorvitas molar
A = adsorben
C = konsentrasi
L = panjang sel (cm)

Manusia melihat dengan normal pada daerah tempat spektrum dengan mengkorelasikan panjang gelombang cahaya yang dapat terlihat oleh mata dengan mengetahui warna. Kadang-kadang digunakan agar tidak dapat menandai pori-pori spektrum tertentu. Adsorpsi

Adsorpsi adalah penyerapan suatu zat sehingga masuk kedalam pori-pori suatu zat lain. Adsorpsi dapat terjadi antara zat padat dan zat cair, zat padat dan gas, zat cair dan cair, serta zat cair dan gas. Adsorpsi ini disebabkan oleh gaya tarik molekul-molekul dipermukaan adsorben (Sukardjo, 1990).

Adsorpsi diklasifikasikan menjadi dua jenis yaitu adsorpsi fisik dan adsorpsi kimia. Adsorpsi fisik terjadi dimana adanya ikatan Van Der Waals dan merupak kejadian yang baik ke keadaan awal. Adsorpsi kimia terjadinya reaksi kimia antara padatan dan larutan adsorbat, reaksi yang terjadi tidak dapat balik (Setyowati, 1998).

            Panjang gelombang yang sedikit lebih pendek dari panjang gelombang cahaya tampak jauh dalam daerah ultraviolet, sedangkan yang sedikit lebih panjang termasuk dalam inframerah. Berikut adalah spektrum elektromagnetik ( Day dan Underwood, 2002).
 Spektrum elektromagnetik ( Day dan Underwood, 2002)
Sinar kosmik dan gamma
Sinar X
Ultraviolet
Sinar tampak
Inframerah
Gelombang makro dan radio






20 cm
10-6
10-5

10-4
10-3,10-2,10-1




Tidak ada komentar: